Metode Pelaksanaan Pekerjaan Pondasi Ruko Tiga Lantai pada Lahan Berkontur
|
Tahapan konstruksi merupakan hal yang perlu mendapat perhatian agar tujuan utama
menghasilkan proyek yang berkualitas dapat tercapai. Pemilihan metode pelaksaan yang
tepat akan berdapak kepada kelancaran
pelaksannaan dan bisa berpengaruh terhadap efesinsi biaya operasional
pelaksanaan proyek tersebut. Berbeda
metode konstruksi pasti berbeda pula kebutuhan sumberdayanya, limbahnya, dan hampir dapat dipastikan berbeda dalam capaian
tujuan proyek dalam aspek biaya, mutu dan waktu. Pondasi
adalah bagian terpenting dari bangunan yang meneruskan beban
bangunan ke lapisan tanah yang keras di bawahnya. Terdapat
dua klasifikasi pondasi, yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam. Pondasi
yang dipilih untuk gedung ini yaitu pondasi bore pile dengan sistem manual yang termasuk
klasifikasi pondasi dalam
Kata kunci: metode, konstruksi, pondasi
|
|
|
Fakhroni
Penulis
Lahir di Barabai kalimantan Selatan pada tahun 1978. Diploma 3 arsitektur tahun 2000 di Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin dan Sarjana Teknik Sipil diselesaikan pada tahun 2011 di universitas
Achmad Yani Banjarmasin.
Sejak
tahun 2010 sampai sekarang berkarya menjadi praktisi dibidang Arsitektur dan teknik sipil
Bornes Balikpapan
* roni_bisa@yahoo.com
|
|
|
||
Balikpapan
adalah sebuah kota di Provinsi Kalimantan Timur, kota kedua terbesar setelah
samarinda, Kondisi geografi kota balikpapan memiliki wilayah 85% berbukit-bukit
serta 15 % berupa wilayah datar yang
berada di pesisir pantai dan aliran sungai yang luasnya relatif sempit.
Pertumbuhan ekonomi yang tumbuh sangat pesat membuat pembangunan properti juga
sangat cepat. Karena kebanyakan lahan berbukit-bukit sehingga dibutuhkan metode
pelaksanaan dan desain yang khusus agar bangunan yang dibangun kuat dan
menimbulkan rasa aman.
Berdasarkan
besar sudut kemiringan lahan yang berkontur atau lereng Syah Wahyu, dkk (2013) mengklasifikasikan
menjadi tiga macam, yaitu lahan lereng Landai dengan sudut kemiringan 0 – 15 derajat, lahan lereng sedang dengan sudut kemiringan 15 – 35 derajat, dan dan lahan lereng curam dengan sudut kemiringan 35 – 90 derajat. Jenis lahan yang aman untuk digunakan dalam pembangunan
konstruksi adalah yang memiliki kemiringan kurang dari 35 derajat.
Bangunan
yang berada dilahan berkontur lebih berisiko karena bisa mengakibatkan bangunan
retak-retak bahkan hancur akibat terjadinya pergeseran tanah atau longsor.
Namun dengan penanganan yang tepat bisa diminimalisir. Selain penanganan dari
sistem drainase yang harus baik juga penentuan pondasi yang tepat sangat
berpengaruh terhadap kekuatan bangunan tersebut. Mengingat pondasi dibuat di
tanah yang tidak rata, maka pondasi yang dibangun harus dapat diperhitungkan
untuk menyangga beban bangunan tersebut. Pondasi yang dibangun juga tidak boleh
merusak struktur tanah.
Jenis
pondasi yang sering dipakai adalah Pondasi tiang pancang baik berupa beton atau
kayu yang ditanam langsung kedalam tanah. Pondasi ini berfungsi menahan beban
vertikal dan menyalurkan ke lapisan tanah yang keras. Namun tidak semua lahan
bisa dilakukan pemancangan akibat dari lahan yang sempit, sudut kemiringan
lahan yang curam dan adanya bangunan disekitar sehingga diperlukan pondasi yang
cocok yang dapat dilaksanakan.
Metode
Metode pelaksanaan dalam kegiatan ini dimulai dari
pekerjaan persiapan dan pelaksanaan pekerjaan pondasi. Pekerjaan persiapan
meliputi pekerjaan pembersihan, land clearing lahan dan pekerjaan bowplank
untuk menentukan titik titik
pondasi yang akan dibuat (I Wayan J, 2015). Sementara pekerjaan
pondasi meliputi pekerjaan pengeboran, pembesian, dan pengecoran.
Hasil Analisa
1. Proses Pelaksanaan Konstruksi pondasi
1.1 Pekerjaan Persiapan
Pada pekerjaan Persiapan dimulai dengan pekerjaan
pembersihan lahan, land clearing dan
pekerjaan bowplank untuk menentukan
titik titik pondasi yang akan
dibuat.
Untuk area rencana titik titik pondasi harus dibuat datar untuk space aktivitas
pengeboran, jika diperlukan dibuatkan pasangan batu gunung sebagai dinding penahan
tanah
1.2 Pekerjaan Pondasi
Pondasi yang cocok untuk lahan berkontur adalah pondasi
dalam dimana selain berfungsi untuk menyalurkan beban dari atas juga bisa untuk
menahan geser kesamping. salah satu alternatif yang sering dipakai selain
pondasi pancang adalah pondasi bore pile
1.3 Jenis pondasi
Bore pile adalah pondasi dalam yang dicor ditempat, yang dibangun
disebuah lubang yang dibor terlebih dahulu kemudian dimasukin rakitan besi
tulangan berdasarakan metode pelaksanaan bore pile dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
1. Pengeboran dengan
tenaga manusia atau manual, dengan cara ini kedalaman dan diameter bor
terbatas, diameter berkisar antara 20 cm sampai dengn 40 cm dengan kedalaman
antara 3 m sampai dengan 9 m.
2. Pengeboran dengan
mesin, dengan menggunakan mesin diameter bor lebih besar dari 30 cm sampai 60
cm bahkan bisa lebih besar lagi tergantung jenis bangunan diatasnya dan
kedalaman bisa mencapai 35 m sampai 40 m.
2. Proses Pelaksanaan Pondasi di Lapangan
2.1 Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan diawali dengan pekerjaan Persiapan yaitu dilakukan pekerjaan
pembersihan, land clearing lahan dan
pembuatan dinding penahan tanah dari pasangan batu gunung dengan
pancang kayu ulin di bagian dasarnya, Dinding penahan tanah dibuat karena berada dilahan yang berkontur dan disekeliling lokasi proyek terdapat bangunan. Pada pekerjaan proyek ini dibagi menjadi dua
zona pekerjaan, zona 1 berada dibagian bawah atau basement dan
Zona 2 berada dibagian atas, Pekerjaan konstruksi dimulai di zona 1 dengan
melakukan pekerjaan bowplang untuk menentukan titik titik posisi pondasi dan
Zona 2 menjadi tempat fabrikasi, penempatan material dan alat-alat kerja.
Hal tersebut tergambar pada Gambar 1
Gambar 1 Penerapan bore
pile di lahan berkontur
2.2 Pekerjaan Pondasi
2.2.1 Jenis
Pondasi yang Dipilih
Sesuai dengan tes penyelidikan tanah yang
dilakukan di lapangan, jenis tanah pada proyek ini merupakan tanah lempung dan sedikit berpasir serta berkontur. sehingga
Pondasi yang digunakan diproyek ruko
ini jenis pondasi dalam yaitu bore pile sesuai gambar rencana, dimana dalam 1 poer
plat terdapat 4 titik bore pile. Sedangakan metode yang dipilih sistem
pengeboran manual dengan diameter 30 cm dan kedalaman 6 m. Seperti pada gambar
2
Gambar 2 Urutan pekerjaan pengeboran
manual
Pemilihan
metode pengeboran manual diambil karena beberapa alasan yaitu sebagai berikut
1. 1. Proyek yang
dibangun adalah bangunan relatif sederhana yaitu ruko 3 lantai
2. 2. Kondisi lahan yang
sempit dan berkontur lebih efektif dan ekonomis dengan cara manual
3. 3. Kemampuan bore
pile manual bisa mencapai kedalaman 3 – 9 meter
4.
Peralatan sangat
sederhana bisa dibawa dengan kendaraan roda dua sehingga tidak memerlukan biaya
mobilisasi yang tinggi
5.
Dalam pekerjaan
tidak menimbulkan suara bising dan tidak menimbulkan limbah cair seperti
menggunakan tenaga mesin sehingga tidak berdampak negatif bagi lingkungan sekitar
2.2.2 Proses Pengeboran
Pengeboran di lapangan dapat dilakukan 2 sampai 4 orang dengan cara menekan
dan memutar searah jarum jam seperti gambar 3. Pekerjaan ini dikerjakan sampai
kedalaman yang di inginkan. setiap kedalaman 40 cm tanah dinaikan untuk
dibuang.
Gambar 3 Proses pengeboran
menggunakan tenaga manusia
2.2.3 Proses Pembesian
Pekerjaan Pembesian di awali dengan pembuatan
cincin dengan sistem spiral menggunakan alat yang disebut dengan nama roll.
Besi yang dibunakan untuk cincin adalah besi 8 mm. Bisa dilihat pada gambar 4
Gambar
4. Proses Pembesian Denngan besi 13 D dengan begel spiral 8 mm
2.2.4 Pengecoran
Pengecoran dilakukan setelah pembesian sudah
selesai dan dimasukan kedalam lubang yang sudah dipersiapkan. Beton yang
dipergunakan adalah beton dengan kekuatan K. 300 yang dibuat dengan menggunakan
mesin molen. Untuk mendapatkan kwalitas pengecoran yang bagus proses pengecoran
menggunakan pipa tremie
Proses pelaksanaan konstruksi di lapangan dapat dilihat pada Tabel 1
Tabel 1 Pelaksanaan
Konstruksi Pondasi
No
|
Item Pekerjaan
|
pelaksanaan
|
Kendala
|
Solusi/Saran
|
1
|
Galian Basement
|
Basement dilakukan dengan Tenaga manusia
|
Cuaca hujan menyebabkan galian longsor
|
Pemasangan penutup lastik bagian atas
galian
|
2
|
Bore pile
|
Pengeboran kedalaman 6 meter dengan
diameter 30 cm
|
Lokasi yang sempit, berkontur dan ada
bangunan dibawahnya
|
Pengeboran dengan manual tenaga manusia
|
3
|
Pembesian
|
Pembesian dilakukan
sesuai dengan gambar kerja,
|
Lokasi sempit
|
Dilakukan di zona atas
|
4
|
Pengecoran
|
Pengecoran dilakukan dengan menggunakan
beton mutu K300
|
Karena lokasi zona 1 berada dibawah sementara material dan mesin molen berada di atas
|
Untuk pengolahan beton tetep dilakukan di
atas dengan dibuatkan talang untuk menyalurkan beton nya
|
|
|
|
|
|
Kesimpulan
Dengan pertimbangan lahan yang
relatif sempit dan berkontur serta menghindari dampak negatif di lingkungan
sekitar maka metode pelaksanaan pekerjaan pondasi
yang tepat
untuk ruko ini adalah pondasi bore pile dengan
sistem manual.
Ucapan Terima kasih
Saya ucapkan terima kasih pada Tim Teknis Borneo Estetika yang telah
membantu dalam pelaksanaan di lapangan dan Irna Hendriyani yang telah banyak
membantu dalam proses penulisan
Referensi
I Wayan Jawat (2015). Metode
Pelaksanaan Pondasi (Studi Kasus: Proyek Fave Hotel Kartika Plaza). Jurnal
Padurasa, vol. 4, No. 2, Desember 2015. ISSN: 2303-2693.
Syah Wahyu, Mega dan Hariyanto, Teguh. (2013). Klasifikasi Kemiringan
Lereng Dengan Menggunkan Pengembangan Sistem Informasi Geografis Sebagai Evalousi
Kesesuaian Landasan Permukiman Berdasarkan Evaluasi Undang-Undang Tata Ruang
Dan Metode Fuzzy. Fakultas Sipil Dan Perencanaan. Jurusan Teknik Geomatika.
Universitas Sepuluh Nopember